Beberapa minggu sebelum hari pernikahanku, ibu mengajakku berbicara tentang satu hal yang terdengar sederhana, tapi penuh makna: puasa mutih.
“Kalau kamu siap menikah, siap juga membersihkan diri. Coba puasa mutih tiga hari, Nak,” katanya lembut.
Awalnya aku hanya mengangguk, tapi malam itu aku benar-benar bertanya pada diri sendiri — puasa mutih apa boleh makan malam hari?
Aku takut salah menjalani, tapi juga penasaran apakah tradisi ini sekadar ritual, atau ada makna batin di baliknya.
Pengalaman Pribadi: Hari-Hari Saat Aku Menyadari Arti ‘Putih’
Hari pertama puasa mutih, aku hanya makan nasi putih dan air putih. Rasanya sederhana, tapi justru di kesederhanaan itu aku mulai merasakan ketenangan.
Siang terasa panjang, dan menjelang malam, rasa lapar muncul seperti godaan lembut. Aku menatap jam, berpikir, “Apa aku boleh makan malam? Bukankah malam sudah lewat waktu puasa?”
Namun, aku teringat wejangan nenekku dulu: puasa mutih bukan soal waktu makan, tapi niat menyucikan diri.
Jadi aku menahan diri, memilih hanya meneguk air putih sebelum tidur. Anehnya, tubuhku terasa ringan, dan pikiranku jadi lebih jernih.
Di hari kedua, rasa lapar tak lagi menakutkan. Justru aku belajar mengatur batin.
Setiap kali rasa ingin menyerah datang, aku mengingat alasan utamaku: menikah bukan sekadar menyatukan dua tubuh, tapi dua niat suci.
Hari ketiga, aku mulai merasakan sesuatu yang sulit dijelaskan. Seperti ada keseimbangan antara tubuh, hati, dan pikiran.
Dalam hening malam, aku menulis di catatan kecil:
“Mungkin bukan tentang makan malam atau tidak, tapi tentang menundukkan keinginan demi sesuatu yang lebih besar dari diri sendiri.”
Fakta & Pandangan Ahli: Antara Spiritualitas dan Kesehatan
Menurut Kementerian Kesehatan RI, setiap jenis puasa — termasuk puasa mutih — dapat memberikan efek positif pada metabolisme jika dilakukan dengan benar dan tidak berlebihan.
Puasa dengan membatasi jenis makanan membantu tubuh melakukan proses detoks alami, asalkan tetap menjaga cairan dan istirahat.
Menurut Dr. Nurul Hidayah, ahli gizi dari Universitas Gadjah Mada (UGM), seseorang yang menjalankan puasa mutih sebaiknya tetap memperhatikan asupan cairan agar tidak dehidrasi.
“Tidak masalah bila seseorang ingin makan di malam hari selama masih sesuai niat spiritualnya dan kebutuhan tubuhnya terpenuhi,” jelasnya.
Artinya, boleh makan malam saat puasa mutih, asalkan tetap dalam batas sederhana dan tidak mengubah makna utamanya: kesucian niat dan pengendalian diri.
Ingin tahu lebih dalam tentang makna dan aturan puasa mutih untuk calon pengantin?
Baca artikel lengkap kami berjudul “Makanan Puasa Mutih Pengantin: Nasi Putih dan Air sebagai Pilihan Utama” —
di sana, kita membahas bagaimana tradisi sederhana ini bisa menjadi simbol penyucian diri menjelang akad.
Temukan panduan seimbang antara niat spiritual dan kesehatan tubuh agar laku mutihmu tetap bermakna dan aman dijalani. 🌸
Menurut Harinikahannet
Menurut Harinikahannet, puasa mutih bagi calon pengantin bukan hanya simbol kesucian, tapi juga bentuk latihan batin.
Dalam diam dan lapar, seseorang belajar mengatur emosi, menenangkan hati, dan mengikhlaskan masa lalu sebelum memasuki kehidupan baru.
Menurut Harinikahannet pula, kesalahan umum calon pengantin adalah fokus pada pantangan fisik — seperti boleh makan malam atau tidak — tanpa memahami makna spiritualnya.
Padahal, inti dari puasa mutih adalah mempersiapkan hati untuk menerima kebahagiaan dengan niat yang bersih dan penuh cinta.
Mitos vs Fakta Puasa Mutih
| Mitos | Fakta |
|---|---|
| Tidak boleh makan malam sama sekali. | Boleh makan malam sederhana (nasi putih & air putih) bila tubuh membutuhkan. |
| Puasa mutih hanya tradisi kuno. | Puasa mutih juga bisa menjadi latihan spiritual modern untuk keseimbangan diri. |
| Tidak aman untuk kesehatan. | Aman bila dilakukan singkat (1–3 hari) dan tetap cukup cairan. |
| Hanya wajib bagi calon pengantin wanita. | Siapa pun boleh menjalani, tergantung niat spiritualnya. |
| Tidak ada dasar agama. | Dalam Islam, bentuk puasa apa pun yang diniatkan untuk mendekatkan diri kepada Allah tetap bernilai ibadah. |
FAQ: Pertanyaan yang Sering Diajukan
1. Apakah puasa mutih boleh makan malam?
Boleh, selama hanya makan nasi putih dan minum air putih, serta tidak dilakukan berlebihan. Intinya tetap menjaga niat dan kesederhanaan.
2. Apakah boleh minum air putih malam hari?
Ya, bahkan dianjurkan untuk mencegah dehidrasi, terutama bila cuaca panas atau aktivitas padat.
3. Berapa lama idealnya puasa mutih dilakukan?
Biasanya 1–3 hari menjelang pernikahan. Beberapa orang melakukan hingga 7 hari, namun perlu pengawasan agar tidak lemas.
4. Apakah puasa mutih aman untuk kesehatan?
Menurut ahli gizi, puasa mutih aman jika dilakukan dalam waktu singkat dan tetap menjaga cairan. Hindari bila sedang sakit atau hamil.
5. Bagaimana puasa mutih menurut Islam dan Kejawen?
Dalam Islam, puasa mutih termasuk laku niat baik selama tidak bertentangan dengan syariat.
Dalam Kejawen, ia dianggap sebagai laku prihatin untuk membersihkan diri lahir batin sebelum memasuki babak kehidupan baru.
6. Kapan waktu terbaik untuk menjalani puasa mutih?
Idealnya sebelum akad atau resepsi, agar tubuh dan pikiran benar-benar siap. Bisa juga di awal bulan baik menurut perhitungan Jawa.
Penutup & Refleksi Pribadi
Malam terakhir puasa mutih, aku duduk di depan cermin sambil menatap wajahku sendiri. Ada rasa tenang yang tak sama dengan hari-hari biasa.
Aku sadar, selama ini aku terlalu sibuk memikirkan detail pesta, dekorasi, undangan — tapi lupa menata batin.
Puasa mutih mengajarkanku tentang jeda.
Bahwa sebelum aku menjadi istri, aku harus lebih dulu berdamai dengan diriku sendiri.
Bahwa kebersihan sejati bukan hanya di wajah atau pakaian, tapi di hati yang rela dan tenang.
“Kadang, bukan tentang apa yang kita makan saat puasa, tapi apa yang kita rasakan dalam heningnya malam.”
Aku menutup buku catatanku malam itu, tersenyum kecil, dan berbisik dalam hati:
“Terima kasih, ya Allah. Aku siap, bukan hanya untuk menikah — tapi untuk mencintai dengan hati yang bersih.”
✍️ Tentang Penulis
Ditulis oleh Tim Harinikahannet, pemerhati kesehatan spiritual dan penulis konten gaya hidup Islami. Harinikahannet berkomitmen menghadirkan konten inspiratif bagi calon pengantin agar siap lahir batin menuju kehidupan baru yang penuh makna.
Sumber Referensi
- Kementerian Kesehatan Republik Indonesia — Pedoman Pola Hidup Sehat dan Aman Saat Puasa, 2024.
- Dr. Nurul Hidayah, S.Gz., UGM — Kajian Nutrisi pada Praktik Puasa Tradisional, 2023.
- Harinikahannet Research Team — Makna Spiritual di Balik Laku Puasa Mutih bagi Calon Pengantin, 2025.
- Kompas Lifestyle — Tradisi Jawa dalam Persiapan Pernikahan Modern, 2024.
- HelloSehat — Manfaat dan Risiko Puasa Mutih, 2023.



Leave A Comment